Terkadang kami sering menggunakan cuaca sebagai pertanda apa yang terjadi atau apa yang telah terjadi pada kami,,
Bagaimana cuacamu hari ini?
Indah,sedikit mendung di ujung sana,,kamu?
Aku sedikit berawan,tapi angin segera menyibaknya,,
Tak pernah bosan dari kami untuk saling mengetahui cuaca masing-masing, banyak cuaca yang kami lalui bersama,atau hanya sekedar di seritakan,,
Cuacaku cerah sekali,, bagaimana cuacamu?
Sama,bahkan mentari berbinar di samping nya..
Hatiku tertawa karena berbohong. Dan batinnya tergugu karena tahu telah dibohongi .
Karena belakangan ini,kami tahu, bahwa awan dan segala sesuatu yang buruk tak patut dipajang.. :))
Wednesday, 13 February 2013
“Hai
Neptunus, apa kabar di laut biru? Perahu kertas yang kali ini akan membawakanmu
kisah tentang perjalanan hatiku…”
“Berputar
menjadi sesuatu yang bukan kita, demi bisa menjadi diri kita lagi.”
“Jalan kita
mungkin berputar, tapi satu saat, entah kapan, kita pasti punya kesempatan jadi
diri kita sendiri.”
“Gimana kita
bisa terus jalan kalau tempat kita berpijak aja beda.”
“Kenangan
itu cuma hantu di sudut pikir. Selama kita cuma diam dan nggak berbuat apa-apa,
selamanya dia tetap jadi hantu. Nggak akan pernah jadi kenyataan.”
“Karena
hanya bersama kamu, segalanya terasa dekat, segala sesuatunya ada, segala
sesuatunya benar. Dan Bumi hanyalah sebutir debu di bawah telapak kaki kita.”
“Buat apa
dia kembali? Buat apa muncul sejenak lalu menghilang lagi nanti?”
“Pada
akhirnya, tidak ada yang bisa memaksa. Tidak juga janji, atau kesetiaan. Tidak
ada. Sekalipun akhirnya dia memilih untuk tetap bersamamu, hatinya tidak bisa
dipaksa oleh apa pun, oleh siapa pun.”
“Kepala kamu
akan selalu berpikir menggunakan pola seharusnya, tapi yang namanya hati selalu
punya aturan sendiri. Secerdas-cerdasnya otak kamu, nggak mungkin bisa dipakai
untuk mengerti hati.”
“Carilah
orang yang nggak perlu meminta apa-apa, tapi kamu mau memberikan segala-galanya.”
“Hati tidak
pernah memilih. Hati dipilih. Karena hati tidak perlu memilih. Ia selalu tahu
ke mana harus berlabuh.”
“Ada saatnya
cinta harus dilepas, tidak digenggam dengan begitu erat. Bahwa ada saatnya kita
tidak perlu berlari, tapi berhenti, melihat sekeliling. dan tersenyum.”
“Nyerah sama
realistis itu beda tipis..”
“Apa yang
orang bilang realistis, belum tentu sama apa yang kita pikirkan. ujung ujungnya
kita juga tau kok, mana yang diri kita sebenarnya, mana yang bukan diri kita.
Dan…kita juga tau apa yang kita pengen jalani.”
“aku engga
mau sepuluh, dua puluh taun dari hari ini, aku masih terus-terusan memikirkan
orang yang sama, bingung diantara penyesalan dan penerimaan.”
“Tidak akan
ada masa depan bila tidak ada masa lalu. Pengkhianat terbesar adalah harapan
kosong. Kenyataan terpahit adalah kenyataan yang tak setinggi harapan itu.”
“Carilah
orang yang nggak perlu meminta apa-apa, tapi kamu mau memberikan
segala-galanya.”
“Karena
bersamamu, aku tidak takut lagi jadi pemimpi.”
“Mungkin memang
harus begini, mungkin harus ini jalannya, meski semua kelihatan baik baik saja,
aku merasa tersesat.”
“Apa yang
tak terucap, apa yang tersembunyikan… itulah yang lebih mengkhawatirkan.”
“Dalam
hidup, kita harus memilih antara Mimpi dan Realita.”
“there’s
time where we need to survive and there’s time where we must surrender.”